BERITA LAMPUNG

Monday, May 17, 2010

Program Pendidikan Gratis yang Perlu di Apresiasi

Salah satu masalah yang mengusik kita semua akhir-akhir ini ialah sorotan publik terhadap program (yang secara sosiologis) penuh makna dan berefek positif, adalah pendidikan gratis. Saya amat mafhum bahwa terlalu banyak masalah yang mengitari kehidupan kita sekarang ini,

seperti prestasi dan kualitas nalar anak-anak didik atau anak-anak kita di rumah, prestasi dan kualitas akhlak atau ibadah anak-anak termasuk orang tua atau masyarakat, kedisiplinan sosial masyarakat dalam berkendaraan termasuk memarkirkan kendaraan, dan seterusnya.

Menyangkut program pendidikan gratis, hemat penulis bukan merupakan sesuatu yang disoroti dalam bentuk yang emosional dan demonstratif. Selayaknya hal ini diapresiasi secara konstruktif dan partisipatif dalam kerangka ikut memperkuat serta membantunya sehingga tujuan program yang sama-sama kita ketahui sedang berlangsung dalam masa pemerintahan atau kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo yang kurang lebih baru dua tahun ini, dapat tercapai secara optimal dan maksimal.

Dengan kata lain, program pendidikan gratis ini bukan masalah, tetapi bagian atau bahkan merupakan alternatif substansial dalam mengatasi masalah-masalah dan secara jujur kita mungkin dapat membayangkan bahwa sebagian besar (kalau tidak dikatakan semuanya) masyarakat Sulawesi Selatan,

mendukung dan menikmati efek dan tujuan program ini yakni untuk mendorong dan mengangkat kualitas hidup masyarakat terutama yang berkekurangan melalui akses yang sama dalam pendidikan dan pengajaran.

Pro kontra yang muncul adalah sesuatu yang wajar karena apapun yang merupakan produk manusia, pasti memiliki kekurangan dan memiliki nilai relativitas. Tugas kita yang lain ialah membantu dan menyempurnakannya, karena spirit dan pesan program ini adalah terciptanya masa depan masyarakat yang terdidik dan cerdas.

Hanya Tuhan lah yang secara mutlak mempunyai produk yang benar dan diimani kebenarannya. Sifat-sifat kebenaran Tuhan inilah yang dapat manusia capai dan ikuti sebagai cara untuk mengabdi dan berbuat baik di muka bumi ini.

Allah tidak akan meridai kaum yang yang berbuat zalim terhadap kaum yang lemah, fakir, dan miskin. Bahkan Allah mengingatkan kita agar, merisaukan generasi di kemudian hari yang boleh jadi menjadi lemah dan fakir karena tidak bertanggungjawabnya manusia sebagai generasi sebelumnya.

Oleh karena itu dalam agamapun, program pendidikan terhadap generasi anak-anak merupakan hal yang diharuskan, apalagi program yang berbentuk pendidikan gratis seperti yang ada di Sulawesi Selatan ini, secara wajar dapat dianggap sebagai implementasi ajaran agama yang mendasar dan pokok.

Seharusnya kita secara jujur mengakui bahwa sebagai bentuk pembenaran dan pengakuan masyarakat, bukan saja masyarakat di daerah Sulawesi Selatan akan tetapi masyarakat di luar Sulawesi Selatan, "pendekar" program pendidikan gratis dalam hal ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama jajarannya, banyak mendapat penghargaan nasional seperti baru-baru ini dari Jaksa Agung.

Hal ini merupakan pengakuan atas dimensi dan efek manfaat program ini bagi masyarakat dan dapat menjadi contoh bagi daerah yang lain. Hal ini (penghargaan) untuk mengingatkan bahwa salah satu perjuangan yang senantiasa harus diingat oleh bangsa ini adalah perjuangan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan kecerdasan itulah kita akan sanggup mengisi kemerdekaan, dengan melakukan pembangunan di semua bidang kehidupan.

Pendidikan adalah isu sepanjang zaman. Pendidkan adalah sebuah proses di mana generasi dipersiapkan memasuki masa depan. Tiap-tiap generasi dalam sejarah perjalanan bangsa atau khususnya daerah kita harus memiliki kekhawatiran atau tanggung jawab atas generasi berikutnya.

Oleh karena itu harus menyumbangkan apa yang terbaik, sudah barang tentu setiap generasi akan menghadapi tantangan yang berbeda, namun masalah yang menjadi modal untuk menghadapi tantangan tersebut adalah kecerdasan dan kemampuan yang diasah atau dikembangkan melalui pendidikan.

Kalau kita memberikan bekal pendidikan yang cukup kepada generasi baru, kita tidak perlu khawatir terhadap nasib dan masa depan generasi kita yang akan datang. Generasi baru yang akan lahir itu, Insya Allah akan lebih baik dari generasi kita sekarang. Mereka kita harapkan akan mampu berbuat lebih banyak dari apa yang telah dan sedang kita lakukan sekarang ini.

Agenda ke Depan

Laporan Human Development Index dari UNDP tahun 2005 yang dirilis tahun 2007 masih memprihatinkan. Meskipun mengalami kenaikan, HDI Indonesia berada pada ranking 107 di bawah para kompetitor kita seperti Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina. Kita hanya berada di atas Laos dan Vietnam.

Laporan World Competitivenes Report 2005 – 2007 juga membuat kita prihatin. Peringkat daya saing Indonesia ternyata masih rendah. Kita masih berada pada ranking ke-58 dari 60 negara paling kompetitif di dunia yang disurvei. Posisi ini berada di bawah Singapura (3), Thailand (27), Malaysia (28), dan Filipina (49).

Apalagi dibanding "Asian Runner" lain, seperti Hong Kong (2), Taiwan (11), Jepang (21), Korea (29), China (31), dan India (39). Menurut Media Indonesia, data ini bergeming pada tahun 2008. Pertanyaannya adalah, kenapa kita tidak kompetitif? Jawabannya adalah, karena keunggulan kompetitif kita kurang.

Keunggulan kompetitif itu bukan mesin, bukan teknologi, bukan uang, atau kapital lain, tetapi manusia. Pendidikan adalah sarana untuk meningkatkan keunggulan sumberdaya manusia untuk membangun keunggulan kompetitif suatu bangsa atau daerah.

Jepang, Singapura, Taiwan, Korea, menjadi bangsa-bangsa unggulan bukan karena kekayaan alamnya, bukan karena pekerja yang melimpah dan mau dibayar murah, tetapi mereka memiliki pekerja-pekerja berpengetahuan sebagai kekuatan inti. Mereka adalah sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan. Menguasai pengetahuan adalah kuncinya.

Barangkali bangsa Indonesia berhasil memiliki pengetahuan seperti bangsa-bangsa unggulan tersebut, namun tahapannya baru memiliki, belum menguasai. Menguasai berarti pengetahuan menjadi bagian hidup. Penguasaan pengetahuan ditentukan oleh sejauh mana masyarakat dan seluruh komponennya mendukung dan berperan aktif dalam program pendidikan.

Di sinilah arti pentingnya pendidikan yang harus didudukkan dalam kerangka masa depan. Masa depan kita adalah bagaimana, pemerataan pendidikan kita melalui kebijakan meningkatkan ketersediaan fasilitas dan sarana serta pra sarana pendidikan kita, bagaimana mutu pendidikan kita serta bagaimana manajemen pendidikan kita yang mengarah kepada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.

Oleh karena itu, jika saya ditanya bagaimana ini semua bisa kita wujudkan, maka intinya adalah keterpaduan antara masyarakat dan pemerintah serta stakeholder pendidikan lainnya harus sinergis, dalam program pengembangan pendidikan, bukan sikap emosional dan cenderung mencari kelemahan dan kesalahannya, karena manusia itu memang pasti salah dan lemah karena hanya Tuhan-lah yang tidak pernah salah. (sumber http://metronews.fajar.co.id/read/91529/19/menyimak-program-pendidikan-gratis)
Tag; analisa
Program Pendidikan Gratis,makalah kajian Program Pendidikan Gratis, pentingnya Program Pendidikan Gratis dalam mewujudkan kwalitas pendidikan

Baca Juga



0 comments:

Post a Comment